Warren Edward Buffett (lahir
di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 30 Agustus 1930; umur 78 tahun)
adalah seorang investor danpengusaha Amerika Serikat.
Bila saja tujuh keajaiban dunia bisa ditambah
dan tidak hanya terdiri dari karya arsitektur, tapi juga orang, maka
Warren Buffett boleh diusulkan sebagai salah satunya. Bayangkan saja,
dalam sekitar 29 tahun, ia bisa meroketkan modalnya dari 100 dolar AS
menjadi 57,4 miliar dolar AS pada Mei 1999. Forbes, majalah ekonomi
kelas dunia, pada 2005 menempatkan Buffett sebagai pengusaha terkaya
kedua di dunia setelah William Gates alias Bill Gates pemilik Microsoft.
Jika kekayaan Gates 46,5 miliar dolar AS,
maka Buffett 44 miliar dolar AS.Keping-keping uang Buffett diperoleh
dari keuntungan sesudah membeli perusahaan-perusahaan terdaftar di pasar
modal yang dapat diakses setiap investor.
Setelah selama 13 tahun berada pada posisi
manusia paling kaya sejagad, akhirnya dominasi Bill Gates harus tergeser
oleh Warren Buffett sebagai manusia paling kaya di dunia versi majalah
Forbes. Kekayaan Buffett sekitar US$ 62 miliar. Posisi nomor dua manusia
paling kaya didunia diduduki Carlos Slim Helú, seorang jutawan dari
Meksiko dengan kekayaan US$ 60 miliar. Sedangkan Bill Gates posisinya
turun ke urutan ke 3 dengan kekayaan US$58 miliar.
Pada tahun 2007, kekayaan Buffett naik
sebanyak US$ 10 miliar dari nilai sebelumnya US$ 52 miliar menjadi US$
62 miliar, nilai kekayaan tersebut setara dengan Rp 570 triliun. Semua
kekayaan Buffett tersebut dihitung berdasarkan nilai sahamnya di
perusahaan Berkshire Hathaway dan aset lainnya yang dimilikinya. Warren
Buffett, seorang pebisnis dan investor yang memiliki ketajaman pikiran
yang diumpamakan Albert Einstein, Picasso dan Croesus digabungkan dalam
satu tubuh. Ya, Warren Buffett yang sering disebut “Oracle from Omaha”
ini telah menggeser dominasi Bill Gates, seorang pendiri raksasa piranti
lunak Microsoft, yang telah mendominasi daftar orang terkaya di dunia
selama kurang lebih 13 tahun.
Sebenarnya bisa saja Bill gates tetap berada
di singgasananya tahun ini, namun langkahnya menawar Yahoo! pada bulan
Februari yang lalu ternyata diragukan pasar, dan hal ini mengakibatkan
turunnya nilai saham Microsoft sampai 13%. Otomatis kekayaan Bill Gates
yang masih tertumpu di Microsoft tersebut juga ikut tergrogoti. Jika
pada pada tahun 2007 harta Buffett naik sebanyak US$ 10 miliar, maka
kekeyaan Bill Gates hanya naik sebanyak US$ 2 miliar menjadi US$ 58
miliar.
Kisah tentang Sang Bijak dari Omaha ini dapat
ditemukan dimana-mana. Sangat banyak buku yang membahas langkah
investor papan atas ini. Langkah-langkah bisnisnya sangat mempesona dan
cerdik sehingga selalu menjadi buruan para wartawan bisnis dan selalu
menjadi perhatian para investor perorangan. Begitu banyak pula media
yang telah menulis tentang sosoknya. Yang menarik hampir setiap langkah
yang diambil Buffet adalah sebuah langkah investasi, dengan membeli
saham perusahaan.
Tahun lalu sempat muncul rumor di milis
investor perorangan bursa Jakarta, bahwa sang investor fundamental
Warren Buffett “berbelanja” saham di Bursa Efek Jakarta. Segera saja
para anggota milis menebak saham apa kira-kira yang akan diborong
investor kelas wahid tersebut. Selain itu, ditoko-toko buku dapat
ditemukan beberapa buku panduan investasi yang mengupas cara-cara sukses
melakukan investasi ala Buffett.
Pria kelahiran 30 Agustus 1930 di Omaha,
Nebraska yang sudah secara total berkecimpung di bursa, boleh disebut
sebagai salah seorang ikon pasar modal. Perjalanan karier suami
almarhumah Susan Buffett di pasar modal sungguh panjang. Setelah
menempuh studi untuk mendapat gelar master di Columbia Graduate Business
School, pada 1951-1954, Buffett bekerja sebagai salesman investasi di
Omaha. Sesudah itu, pria yang mendapat gelar kehormatan The Sage of
Omaha (Orang Pandai dari Omaha) dari warga Kota Omaha, pindah ke New
York untuk bekerja sebagai analis sekuritas di Graham-Newman
Corporation.
Buffett tak lama bekerja di perusahaan milik
Benjamin Graham, salah seorang yang dianggap Buffett sebagai maha guru
pasar modal. Sebab pada 1956-1969 bermodalkan US$ 100 dia mengelelola
dana milik orang-orang kaya Nebraska di Omaha. Perusahaan investasi yang
sukses itu akhirnya dijual dan dibubarkan. Para investornya tersenyum
puas karena rata-rata mengantongi keuntungan 30,4 persen per tahun.
Langkah awal Warren Buffet yang strategis
adalah di tengah menjalankan fungsi sebagai manajer investasi itu, pada
1965 Buffett membeli Berkshire Hartaway seharga US$ 8 per lembar. Tiga
tahun kemudian, ia berhasil menjadi pemegang saham terbesar perusahaan
tersebut. Dengan cerdik, ia memutar uang perusahaan yang menganggur
dalam bentuk investasi, misalnya dengan membeli perusahaan asuransi,
perusahaan permata, utilitas dan makanan melalui Berkshire Hathaway. Di
tangan Buffett, perusahaan itu terus meroket. Selama lebih dari 34 tahun
para pemegang saham memperoleh tingkat pengembalian tahunan sekitar
24,7 persen. Artinya, siapa saja yang menanam 10 ribu dolar AS pada
1965, maka nilai kekayaannya menjadi 51 juta dolar AS pada 1999. Luar
biasa. Kini, setelah 46 tahun, saham kelas A Berkshire Hathaway telah
meroket luar biasa, dan sempat mencapai US$ 150.000 per lembar saham.
Melalui perusahaan ini pula, ia dapat menguasai saham beberapa
perusahaan kelas dunia (walau tidak menjadi pemegang saham pengendali)
seperti pada Coca Cola, Anheuser-Busch, WellFargo dan Kraft Food.
Langkah bisnis terbarunya, pada desember 2007 lalu ia mengakuisisi
perusahaan manufaktur dan jasa , Momon Holding dengan nilai US$ 4,5
miliar.
Bukan Spekulan.
Pasar bertugas melayani Anda bukan membimbing Anda. Dompetnya dan bukan kearifannya yang Anda butuhkan, katanya suatu saat.
Strategi investasinya sederhana. Dia tak
ingin dipusingkan oleh rumor yang setiap hari berseliweran dikalangan
para investor saham. Warren Buffet berfokus pada perusahaan yang punya
potensi untuk berkembang, tetapi masih berharga murah untuk dibeli.
Langkah investasi Buffet sangat berbeda dari langkah George Soros, sang
spekulan valas (forex) kelas kakap, yang pernah diisukan sebagai orang
yang bertanggungjawab atas merosotnya nilai tukar rupiah terhadap US$
pada tahun 1998 dan menyebabkan Indonesia Krismon bahkan perdana menteri
malaysia saat itu Mahatir Muhammad sangat beramterhadap Soros karena
dianggap penyebab krismon di ASEAN.Seorang spekulan saham biasanya :
Beli saat harga rendah, berharap dan menunggu, lalu jual kembali saat
harga tinggi. Spekulan saham lebih fokus bermain untuk jangka pendek dan
mendapatkan gain/ keuntungan berupa selisih dari harga jual di kurangi
harga beli. Robert T kiyosaki sendiri menyebut investor jenis ini
sebenarnya bukan investor yang melakukan investasi, tetapi lebih mirip
penjudi dipasar saham (spekulasi). Investor jenis juga ini dikenal
sebagai investor “ji-go-bur”, investor yang jika sudah mendapatkan
keuntungan ala jigo-gocap, beli saham pada harga Rp 25 lalu jual kembali
pada harga Rp 50, bahkan spekulan saham seringkali membeli saham di
pagi hari dan menjualnya di sore hari.
Keputusannya melakukan investasi didasarkan
pada nilai intrinsik perusahaan, tidak pada kenaikan harga saham yang
didongkrak alias “digoreng”.
Warren Buffett memegang saham (melakukan
investasi) dalam jangka panjang dan tidak melakukan transaksi jual beli
saham dalam jangka pendek. Mungkin banyak orang yang belum tahu satu hal
yang selalu dilakukan Warren Buffett dan menjadi pertimbangannya dalam
membeli saham sebuah perusahaan, yaitu melihat apakah cerobong asap
perusahaan masih mengepul, baginya ini merupakan salah satu indokator
perusahaan tersebut benar-benar masih eksis dan operasional.
Selain itu, Warren Buffett hanya mau
melakukan investasi pada perusahaan yang bisnis atau produknya ia kenal
dengan baik. Warren Buffet tidak pernah menggunakan prinsip “membeli
saham” tetapi “membeli bisnis” (buying a business not share).
Ia membeli saham coca-cola dan tidak pernah
menjualnya, walau saham Coca-Cola sempat jatuh pada tahun 1998-1999, ia
tetap melihat pada tren jangka panjang dan tetap memertahankan saham
Coca-Cola hingga saat ini.
Itulah sebabnya, ia tidak pernah mau membeli
saham Microsoft atau perusahaan dotcom. Pada saat tahun 2.000 – an
bisnis internet booming, eforia melanda semua orang di pasar saham dan
beramai-ramai membeli saham dotcom. Tetapi Waren Buffett tidak
ikut-ikutan membeli saham dotcom seperti halnya investor lain. Walaupun
ia pernah ditertawakan investor lain karna ia tidak mau membeli saham
dotcom seperti yang lainnya, sekarang justru ia yang tertawa paling
akhir karena ternyata sebagian besar investasi di dotcom tersebut
hangus. Ia selamat dari badai dotcom awal tahun 2.000-an karena ia tidak
mengenal bisnis dotcom dan oleh karenanya tidak berinvestasi disana. Ia
bukan seoran investor yang ikut-ikutan, tetapi memiliki pertimbangan
bisnis sendiri didalam dirinya. Saham perusahaan berbasis internet
seperti Global Crossing dan Etoys.com pernah mencapai US$ 80 per unit,
namun sekarang saham-saham tersebut sudah tidak berharga. Tentu saja
penilaian warren Buffet tidak cocok pas untuk saham Google.
Warren Buffett dalam membeli sebuah saham
perusahaan yang masuk dalam kreterianya, tidak pusing dengan tabel,
rumus grafis dan analisis teknikal. Hal yang lebih di analisanya adalah
fundamantal perusahaan tersebut. Buku favoritnya ialah The Intelligent
Investor karya Ben Graham, gurunya. menurut Graham, berinvestasi adalah
berkenaan dengan bagaimana memahami gambaran besar, dan bukan terpaku
pada detail-detail teknis.
Dua guru Warren Buffett mengaku mengagumi
pula, selain Benjamin Graham, Philip Fisher. Dua orang yang dianggap
sebagai maha guru oleh Buffett memiliki karakter investasi yang berbeda.
Graham lebih dikenal dengan strategi investasi nilai. Saat memilih
saham, Graham selalu mendasarkan pada analisis fundamental keuangan
perusahaan dan strategi diversifikasi. Artinya, Graham menekankan pada
kriteria kuantitatif, selalu mencari saham yang harga pasar jauh di
bawah harga wajar. Sebaliknya, Philip Fisher lebih menekankan pada
kriteria kualitatif. Menurut Fisher, sebelum membeli saham sebuah
perusahaan, lihat dulu tim manajemen pengelolanya, bagaimana cara
perusahaan tersebut dikelola. Buffett melihat, ada kesamaan dari kedua
orang pakar tersebut. Keduanya sukses dan sama-sama berpikir jangka
panjang untuk setiap investasi. Graham misalnya menganjurkan agar
investor memilih saham yang layak dipegang, meski pun pasar saham
mendadak tutup besok. Sedangkan Fisher memberi contoh lewat cara dia
memegang saham Texas Instrument, yang dibeli sejak awal perusahaan
tersebut melakukan private placement. Nah, Buffett sang brilian, mencoba
menggabung strategi Graham dan Fisher.
Selalu Menciptkan Nilai Tambah.
Perusahaan yang dibelinya akan diperbaiki
sebaik mungkin, fundamental bisnisnya ditingkatkan sehingga kinerja
keuangannya semakin sehat dan baik. Perusahaan yang sebelumnya akan
gulung tikar, olehnya bisa dirubah menjadi perusahaan seksi yang ibarat
gula yang sangat menarik untuk dikerubuti oleh para investor. Jangan
heran jika harga saham Berkshire Hathaway – - perusahaan yang digunakan
sebagai alat untuk membeli banyak perusahaan – - harga sahamnya terus
meningkat di pasar modal.
Namun, strategi bisnis Warren Buffett yang
didasarkan pada kesabaran dan ketelatenan itu mungkin lebih cocok
diterapkan pada negara dimana bursa sahamnya memiliki sistem yang bagus
dan kuat, dimana kontrol pengawas harus kuat dan selain itu emiten
(perusahaan penerbit saham) haruslah jujur. Namun dibeberapa bagian
dunia ini tidak semua sistem bursa sahamnya bagus dan kuat, karena ada
yang pengawas bursanya bisa disuap dan berisi perusahaan yang tidak
kredibel.
Inti Dari Cara Buffett Memilih Saham
*. Buffett selalu membeli perusahaan yang
bisnisnya sederhana dapat dipahami. Perusahaan memiliki kinerja masa
lalu yang konsisten dan juga memiliki prospek jangka panjang yang
menjanjikan. Dasar inilah yang membuat Buffett tidak mau masuk ke
Microsoft. Jika Anda tak memahami bisnis suatu perusahaan, Anda tak
dapat membuat penilaian rasional terhadap nilai investasinya. Selain
itu, manajemen perusahaan harus memiliki tiga persyaratan, yaitu harus
rasional, terbuka kepada pemegang saham, tidak meniru manajemen
perusahaan lain dan harus mengalokasikan uang perusahaan ke investasi
yang memiliki nilai tambah bagi pemegang saham.
*. Buffett akan membeli perusahaan yang
tingkat pengembalian ekuitas (ROE) bagus, bukannya pendapatan per saham.
Selisih laba mesti tinggi dan setiap dolar yang ditahan oleh
perusahaan, perusahaan dapat menciptakan minimal sedolar nilai pasar
perusahaan.
*. Buffett hanya membeli saham jika harganya
menarik. Maksudnya, adalah saat harga saham jatuh ke bawah harga wajar
hasil analisis, dengan dasar perusahaan itu beroperasi terus dan sehat.
Selisih harga pasar dan harga wajar ini berfungsi sebagai marjin aman
(margin of safety), yang dapat mengurangi kerugian karena salah hitung.
Marjin ini juga jadi salah satu sumber keuntungan jika saham kembali ke
harga normal.
Cerita masa kecil Warren Buffett
Kekayaan Warren Buffett yang luar biasa
banyak itu tidak terkumpul dalam satu dua tahun. Tetapi dimulai dari
masa mudanya, dimana dia mulai memutar otak dalam mengembangkan asetnya.
Kemampuan finansialnya sudah terasah sejak kecil, pada waktu anak-anak
sebayanya senang bermain sepakbola. Dan dia adalah seorang individu yang
bisa mengambil pelajaran dari masa kecilnya.
Warren Buffet kecil, pada saat berusia enam
tahun, membeli 6 Coca-Cola dari toko kakeknya seharga 20 sen. Dan
kemudian dia menjual kembali kaleng-kaleng bekas minuman tersebut dengan
harga nikel dan mendapatkan untung sebesar 5 sen.
Anak dari tiga bersaudara ini mulai
menciptakan “nilai tambah”. Misalnya, pada usai 11 tahun, ia nyambi
sebagai seorang loper koran. Tetapi dia mengunakan sebagian waktunya
untuk mengelilingi lapangan golf, mencari bola golf yang hilang, lalu
kemudian menjual bola golf yang dia temukan kepada para pemain golf
disekitar lapangan golf tersebut dengan harga murah.
Masih pada usia 11 tahun, Warren Buffett
mendapatkan pelajaran penting dalam berinvestasi, yaitu : BERSABARLAH !
Ceritanya begini, pada saat ia membeli saham pertamanya, berupa tiga
unit saham Cities Service Preferred dengan harga US$ 38,25 per saham
untuk dia dan kakaknya, Doris. Beberapa waktu setelah membeli saham
tersebut, ternyata harga saham tersebut malah berkurang menjadi US$ 27
per saham. Dengan perasaan was-was dan penuh kesabaran ia menunggu harga
saham tersebut naik dan tidak mengalami kerugian, dan perlahan-lahan
harga saham tersebut kembali naik dan pada saat harga saham tersebut
mencapai US$ 40, ia menjualnya.
Dengan demikian ia mendapatkan untung hampir
US$ 2 per lembar. Namun, kemudian ia menyesal, karena ternyata harga
saham Cities Service Preferred terus meroket mencapai US$ 200 per
sahamnya. Dari kejadian tersebut dia mendapatkan pelajaran untuk tidak
terburu-buru menjual sahamnya.
Pada saat berusia 14 tahun dan masih berada
di bangku SMA, sambil bekerja ia bisa menghasilkan US$ 1,200, uang
tersebut digunakannya untuk membeli tanah pertanian seluas 40 ha,
setelah itu tanah tersebut ia sewakan kepada petani lokal. Dengan
demikian ia sudah dapat menciptakan passive income dari sewa tanah
tersebut.
Kedemawanan sangat tinggi
Kematian orang yang dicintai sering kali
membawa dampak yang besar kepada orang yang ditinggalkan. demikianlah
yang terjadi kepada orang terkaya nomor 1 di dunia tahun 2008, Warren
Buffet. setelah Susan, istrinya meninggal tahun 2004 lalu, Buffet merasa
hidupnya kosong. ia mengaku shock dengan kematian istrinya yang saat
itu berusia 72 tahun. Ia hampir tidak pecaya ketika Tuhan memanggil
istrinya. Sejak saat itu ia terus berpikir bagaimana ia dapat hidup
dengan bahagia dan tentram salama sisa hidupnya. Setelah berbulan-bulan
merenung, Buffet membuat keputusan yang sangat mengejutkan semua orang,
yaitu menyumbangkan hampir 85% harta yang ia miliki.
Pada bulan Juni 2006, Warren Buffett
mendermakan 10 juta sahamnya di Berkshire senilai US$ 30,7 miliar alias
sekitar 300 triliun rupiah, hampir separo anggaran belanja negara (APBN)
kita tahun 2007 kepada yayasan Bill & Melinda Gates yayasan ini
mendedikasikan kegiatannya untuk memberantas kemiskinan dan memajukan
pendidikan negara dunia ketiga. Selain itu, ia juga menyumbangkan
hartanya berupa saham di Berkshire sebesar US$ 6,7 miliar untuk yayasan
Susan Thompson Buffett.
Ia juga memberikan donasi untuk calon
presiden dari partai demokrat Amerika, Barrack Obama dan Hillary
Clinton. Tidak ada alasan lain bagi Buffet untuk menyumbangkan hartanya
itu selain pesan istrinya. Sebelum meninggal, istrinya memang sempat
memberikan amanat agar ia mau berbagi kekayaannya kepada irang yang
membutuhkan.. Jumlah sumbangan amal Buffett tercatat sebagai sumbangan
terbesar dalam sejarah Amerika.
Sebenarnya Buffet bisa saja menyumbangkan
dananya kepada yayasan Buffet Foundation yang ia dirikan, namun ternyata
pria 75 tahun ini lebih memilih kekayaannya pada Gates Foundation.
“saya sangat mengenal Bill dan Melinda. Saya sering menghabiskan waktu
bersama mereka. Dan selama ini, saya mulai mengagumi apa yang mereka
lakukan dengan yayasan mereka itu. Bill membaca ribuan halaman tentang
kemajuan medis dan cara memberikan bantuan tiap tahunnya, saya megenal
dua orang yang sangat sukses dan saya tahu apa yang mereka lakukan. Saat
itu, saya sadar telah menemukan kendaraan yang tepat untuk mencapai
tujuan saya”. Ujarnya.
Pria sederhana
Warren Buffett walau menjadi manusia terkaya
sejagad tetap sederhana dan tinggal di kawasan Dundee, Omaha, yang
dibeli olehnya pada tahun 1958. Ia juga bersahabat baik dengan pasangan
Bill dan Melinda Gates.
Sesungguhnya Warren Buffett pernah berjanji
untuk menyumbangkan kekayaannya setelah ia meninggal. Namun, tampaknya
ia bertindak lebih cepat dari dugaan, karena Dengan hartanya yang begitu
melimpah, Buffett bisa saja hidup semewah mungkin di mana saja yang ia
maui. Namun ia memilih hidup sederhana di rumah yang dibelinya empat
dekade lalu di Omaha. Menurut majalah Adbuster
(http://adbusters.org/the_magazine/61/Avarice_As_An_Art.html), ia hanya
punya dua jet pribadi dan satu yacht mewah untuk untuk ber-glamour-ria.
Kalah jauh dibanding kemewahan para pebisnis dan pesohor lain yang
kekayaannya justru terpaut jauh di bawahnya.
Buffet sama sekali tidak pernah ingin
mewariskan kekayaannya kepada anak-anaknya. Ia ingin anak-anaknya sukses
dengan usaha sendiri dan bukan mengandalkan kekayaan orang tua mereka.
“Bukan hal rasional dan benar untuk membanjiri mereka dengan uang. Kalau
anda melakukan itu, mereka akan menjadi besar kepala dan hanya
mengandalkan warisan dari orang tuanya” kata Buffet.
Ia pun berkonsultasi dengan anak-anak dan
orang terdekatnya akan rencananya menyumbangkan 85% dari kekayaannya.
Berat untuk diterima bagi keluarganya, karena hal ini akan mendatangkan
perubahan besar bagi keluarganya. Namun keluarganya pun mengerti
keputusan sang ayah.
Ia berharap tindakannya itu mengilhami orang
kaya yang bergemilang harta untuk mengikuti dia. “ supaya harapan kecil
bahwa yang saya lakukan ini mendorong orang yang sangat kaya lainnya
untuk mengembangkan sikap cinta terhadap sesama dan suka menderma”.
Katanya.
Buffet mengaku sudah cukup puas dengan apa
yang ia miliki sekarang dan apa yang ia sudah pernah rasakan sampai saat
ini. “ ini bukanlah hal gila seperti seorang yang mati dengan membawa 1
miliar dolar kedalam liang kuburnya. Satu masalah yang dihadapi
sebagian orang kaya adalah ketika mereka sudah tua. Saat itu, mereka
sudah tidak berada di tahun kejayaan mereka dan tidak punya banyak waktu
lagi untuk mengalokasikan uang mereka. Saya sangat beruntung karena
saat ini saya masih bisa bertindak seperti orang yang lebih muda,”
katanya. “ saya menjadi kaya bukan karena punya tambang emas atau
warisan. Tapi semua itu lahir karena kerja keras dan keterampilan yang
benar di tempat yang tepat pada waktu yang tepat pula,” kenangnya.
PESAN WARREN BUFFET UNTUK ANAK MUDA :
Stay away from credit cards and invest in yourself and remember:
Uang tidak menciptakan manusia. Namun manusia bisa menciptakan UANG….
Jalani kehidupan Anda sesederhana diri Anda sendiri. Yang penting diri Anda NYAMAN…
Jangan lakukan apa yang orang lain katakan.
Dengarkan saja mereka, namun lakukanlah hanya apa yang membuat Anda
merasa nyaman (feel good)
Jangan membeli barang karena merknya. Kenakanlah pakaian yang memang membuat Anda merasa nyaman.
Jangan menghabiskan uang Anda untuk
barang-barang yang tidak penting. Gunakanlah uang Anda secara bijaksana
untuk kebutuhan yang memang benar-benar Anda perlukan.
Akhirnya, ini semua adalah kehidupan Anda.
“Hidup ini hanya sekali. Mengapa Anda harus memberikan orang lain
kesempatan untuk mengatur hidup Anda?. Hiduplah dengan gaya Anda
sendiri, yang penting Anda senang, Anda puas, Anda nyaman, & Anda
bahagia…